Halaman

Minggu, 30 November 2014

Penulisan 4 “Telekomunikasi”



Penulisan 4 “Telekomunikasi”

Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam:

  • Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Pager, televisi, dan radio.
  • Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
  • Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room
Komponen dasar telekomuniksi
Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen untuk mendukungnya yaitu :
  • Informasi : merupakan data yang dikirim/diterima seperti suara, gambar, file, tulisan
  • Pengirim : mengubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim
  • Media transmisi : alat yang berfungsi mengirimkan dari pengirim kepada penerima. Karena dalam jarak jauh, maka sinyal pengirim diubah lagi (dimodulasi) dengan gelombang radio, kemudian diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan dipancarkan dengan alat bernama Antena, agar dapat terkirim jarak jauh.
  • Penerima : menerima sinyal elektromagnetik kemudian digubah menjadi sinyal listrik, sinyal diubah kedalam informasi asli sesuai dari pengirim, selanjutnya diproses hingga bisa dipahami oleh manusia sesuai dengan yang dikirimkan. 

Analog dan digital
Dalam mengubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim, ada dua cara pengiriman yang dipakai.

Pertama adalah sinyal analog, mengubah bentuk informasi ke sinyal analog dimana sinyal berbentuk gelombang listrik yang kontinue (terus menerus) kemudian dikirim oleh media transmisi.

Kedua adalah sinyal digital, dimana setelah informasi diubah menjadi sinyal analog kemudian diubah lagi menjadi sinyal yang terputus-putus (discrete). Sinyal yang terputus-putus dikodekan dalam sinyal digital yaitu sinyal "0" dan "1".

Dalam pengiriman sinyal melalui media transmisi, sinyal analog mudah terkena gangguan terutama gangguan induksi dan cuaca, sehingga di sisi penerima sinyal tersebut terdegradasi. Sementara untuk sinyal digital tahan terhadap gangguan induksi dan cuaca, selama gangguan tidak melebih batasan yang diterima, sinyal masih diterima dalam kualitas yang sama dengan pengiriman.





Sumber : 

Penulisan 3 “Dampak Sosial Media Terhadap Anak”



Penulisan 3 “Dampak Sosial Media Terhadap Anak”


Keberadaan sosial media tidak bisa di pungkiri lagi. Semakin menjamurnya di masyarakat telah membawa pengaruh yang tidak baik, bahkan terutama bagi anak-anak yang sudah mengenalnya.
Sosial media telah membawa pengaruh yang sangat buruk terhadap anak-anak. Seperti yang dikatakan oleh Aris Meredeka Sirait, “Bahwa anak-anak kini tidak mua lagi mendengar petuah dari orang tua, tapi lebih memperhatikan saran dan masukan dari teman di sosial media.”

Sangat ironis sekali bahwa anak-anak jaman sekarang lebih mempercayai omongan teman-teman sosial medianya, dari pada mendegarkan nasihat orang tuanya. Banyaknya kasus-kasus yang diakibatkan oleh sosial media tersebut, membuat orang tua harus ektra keras membentengi anaknya dari informasi yang menyesatkan dari sosial media tersebut.

Sosial media bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda. Disisi lain sosial media sangat membantu anak untuk mengetahui teknologi, namun disisi yang lain sosial media dapat menjerumuskan anak kedalam lembah hitam yang dalam dan tak berujung. Orang tua tak bisa melarang anaknya untuk tidak menggunakan sosial media seperti  Facebook dan Twitter, tugas orang tua hanya mengawasi anak-anaknya menggunakan media sosial tersebut. Orang tua tidak ingin anaknya yang menjadi korban, karena itu pengawasan yang super ketat diperlukan untuk memantau anak dalam penggunaan sosial media.

Dampak positif dari sosial media adalah :
  1. Anak yang menggunakan sosial media dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan bagi anak di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar beradabtasi, bersosialisasi dengan publik, dan mengelola jaringan pertemanan.
  2. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat adanya situs jejaring sosial dapat memudahkan anak untuk berteman dengan orang lain diseluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah ber temu secara langsung.
  3. Anak akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, kerena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
  4. Dan situs jejering sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati.
Dampak negatif dari sosial media adalah :
  1. Anak menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata.  Tingkat pemahaman bahasapun mnejadi terganggu jika anak terlalu sering berkomunikasi di dunia maya.
  2. Situs jejaring sosial dapat membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan disekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu untuk internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
  3. Bagi anak, dapat merusak tatanan bahasa Indonesia karena tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini dapat membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
  4. Situs jejaring sosial merupakan lahan yang subur bagi predator yang melakukan kejahatan. Kita sebagai orang tua tidak akan pernah tau apakah seseoarang yang baru dikenal anak di jejaring sosial menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi orang tua yang memiliki anak yang sudah mulai beranjak remaja. Dalam hal ini perlu pengawasan yang super ketat dari orang tua. Bagaimana pun caranya kita harus mengetahui dengan siapa anak remaja kita berteman. Sebagai orang tua kita tidak perlu menutup mata apa yang dilakukan oleh anak remaja kita. Orang tua perlu membuka diri untuk tempat curhat anak dari pada harus mengutarakannya kepada teman sosial medianya. Itu akan menjerumuskan mereka dalam lembah kegelapan.




Sumber :


http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/12/18/dampak-sosial-media-terhadap-anak-516992.html

Penulisan 2 “Penerapan TIK dalam pendidikan di Indonesia”



Penulisan 2 “Penerapan TIK dalam pendidikan di Indonesia”



Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran.

Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer.

Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.



Sumber :