Contoh Artikel yang terdapat Kesalahan Bahasa:
1. Konser 30 Kota, Coboy
Junior Punya Pengalaman 'Menyebalkan'
Kapanlagi.com - Melaksanakan konser di 30 kota, Coboy Junior (CJR)
yang digawangi oleh Kiki, Iqbal, Aldi, dan Bastian tentu
memiliki pengalaman yang menyebalkan dan menyenangkan di kota-kota tertentu.
Ditemui usai konser di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (22/12)
malam, ketiganya menyebut kota Lombok, Bali, dan Aceh sebagai kota yang
memiliki kesan paling berkesan.
"Lombok, Bali, Aceh paling menyenangkan.
Membuat semua orang kerja. Paling menyebalkan juga di tiga kota tadi," ungkap Kiki.
"Venue, support alat, tidak seperti di kota
lain. Satu kali gak ada AC-nya nyanyi panas-panasan," lanjut Patrick
Effendy, selaku perwakilan manajemen CJR.
Di luar kesulitan yang dialami CJR saat konser
di 30 kota, Bastian pun tak
lupa mengucapkan syukurnya atas pencapaiannya bersama teman - temannya.
"Makasi banyak, CJR umurnya masih tiga
tahun. Tapi udah tur 30 kota, di luar ekspektasi. Overload lah pokoknya.
Dan udah kelar malam ini. Jakarta
kota ke-30," kata Bastian.
2.
Febby Sering 'Dibully', Girlband Blink Pecah?
Kapanlagi.com
- Salah satu personel girlband Blink, Febby mengaku sering dibully oleh member lainnya. Febby yang
berpenampilan seperti "cewek
kampung" menjadi bahan celaan
dari Sivia, Pricilla, dan Ify rekan satu girlbandnya.
Ya, adegan-adegan Febby dibully akan tersaji dalam sebuah sinetron garapan Screenplat
Production berjudul DIAM DIAM SUKA. Dalam sinetron ini, Febby berperan
menjadi Sri, gadis kampung yang menjadi bahan celaan teman-temannya terutama geng sekolahnya geng Johitz.
Pasalnya, Sri mampu menarik perhatian dua cowok tampan di sekolahnya Levin
(DerbyRomero) dan Dafa (Dimas Anggara).
Girlband Blink kembali bermain dalam satu judul
sinetron.
"Ceritanya ada anak namanya Sri datang dari
Jogja, anaknya culun. Terus di
Jakarta ditampung sama budenya. Trus
bakal ada konflik keluarga yang kompleks banget. Terus di sekolah aku juga dibully sama Pricilla, Via, Ify dan
Naomi," ungkap Febby saat ditemui dalam jumpa pers di kawasanTambun,
Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/11).
Berbeda dengan sinetron sebelumnya, PUTIH ABU-ABU,
Blink kali ini harus pecah. Hanya
Febby yang tidak tergabung dalam geng sekolah dan menjadi korban bully. Bagi personil Blink, dalam sinetron DIAM DIAM SUKA
mereka mendapatkan tantangan baru.
"Berbeda dari sinetron kemarin di mana kami
jadi satu geng, kali ini kami harus pecah. Ini sih tantangan baru buat kami
untuk mengeksplore akting
kami," terang Pricilla.
Sinetron ini juga dimeriahkan oleh Surya Saputra, Rianti Cartwright, Haikal
Kamil, dan beberapa pemain sinetron muda berbakat lainnya. Keseruan
sinetron DIAM DIAM SUKA dapat dinikmati mulai tanggal 11 November
setiap hari pukul 18.15 WIB.
3.
Akun Vicky Prasetyo Beri Komentar soal "Kontroversi Hati"
JAKARTA _ Di tengah gempuran pemberitaan kecelakaan Abdul Qodir Jaelani (Dul), Vicky
Prasetyo, mantan tunangan Zaskia "Gotik" sepertinya menjadi penyegar.
Terlebih, dengan kata-kata "intelek"-nya.
Seperti diketahui, munculnya video wawancara Vicky saat
bertunangan dengan Zaskia dan pidatonya di Cikarang, membuat masyarakat terbelalak. Tidak sedikit juga yang
mencemooh ucapannya seperti "Kontroversi
Hati", "Konspirasi
Kemakmuran", "Labil
Ekonomi", dan sebagainya.
Setelah menimbulkan banyak komentar dari masyarakat,
tiba-tiba muncul sebuah akun Twitter bernama VickyPrasetyo. Dari akun tersebut
memberi tanggapan atas semua cemoohan orang-orang. Berikut, beberapa
kutipannya:
"Banyak yang mencela saya, bahkan pemikiran
saya tidak diresapi oleh cara
memprosesi pikiran yang masih radikal dan
tidak permisif," ujarnya, demikian dikutip Twitter, Selasa
(10/9/2013).
Lebih lanjut, dia mengunngkapkan, "Tidak ada di
KBBI, bukan berarti saya salah, yang menyusun KBBI bisa jadi belum terlalu
melengkapi vocabularisasinya."
Bukan hanya itu, Vicky juga mengungkapkan, sering
berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan ibundanya. Bahkan, dia berani
menantang, tidak akan ada orang yang memiliki keleluasaan bahasa asing seperti
dirinya.
"Saya berbicara dengan ibu sayapun dengan
bahasa Inggris. Itu mengapa kami sudah lancar. I'm and mom international
family," tulisnya.
"Coba, siapa temanmu yang memiliki keleluasaan
berbahasa internasional semahir saya?," tutupnya.
Masih belum jelas, apakah akun ini memang miliki
Vicky Prasetyo asli atau bukan. Namun, akun tersebut cukup menghibur.
4.
Syahrini Sok Intelek, Vimes atau Famous dan Indonesia di Asia Timur?
Syahrini Intellectual Style, Vimes or
Famous and Indonesia in East Asia?
PENYANYI Syahrini rupanya ketularan ´gaya intelek´ Vicky
Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gotik, yang menjadi cemoohan
publik di media sosial. Hal itu terkuak saat penyanyi pop asal Bogor, Jawa
Barat ini diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta yang sesumbar perihal
rencana konsernya di Singapura.
Tayangan menggelikan tentang Syahrini ´sok
intelek´ tersebut diunggah ke YouTube, dan hingga berita ini dirilis
video berdurasi 02:34 menit telah menjaring 498.665 view.
Pernyataan menggelikan dari Syahrini antara lain menyebut ´polosot´ (maksudnya lampu followshot) kemudian harus
tampil confie, padahal
seharusnya comfort.
Pada durasi 00:48 detik terlontar kata ´mendern´
padahal maksudnya Mandarin (dalam lafal Inggris: Menderin). Disambung kata ´vimes´ yang seharusnya adalah famous
(terkenal).
Lebih menggelikan lagi ketika menyebut kata ´speech´ yang berarti pidato
tapi dia menyebutnya ´speechman´.
Maksud hati merendah (tidak sombong) dengan menyebut dirinya belum layak
disebut go international, karena baru menjangkau Singapura.
"Go International itu kalau ke Eropa atau Amerika, tapi ke
Singapura itu Go Asianel yang
penontonnya lintas negara," kata Syahrini.
Sebagaimana diketahui, kata go international banyak digunakan dalam
istilah ekonomi maupun bisnis hiburan ketika satu perusahaan atau penyanyi
menjangkau pasar di mancanegara maka disebut go international. Tapi
Syahrini menyebutnya Go Asianel
(istilah baru versi Syahrini).
Selanjutnya, penyanyi cantik yang pernah berduet dengan Anang Hermansyah
menyebut Indonesia sebagai negara yang berada di kawasan Asia Timur padahal
mestinya Asia Tenggara. Parahnya lagi, dia menyebut negara-negara yang berada
di Asia Timur antara lain Jepang dan Hong Kong (masih benar) tapi Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia?
"Ini kan skup-nya
(maksudnya scope) masih Asia Timur: Jepang, Hong Kong, Singapura,
Malaysia, Brunei, dan Indonesia," katanya dengan yakin meskipun salah.
Pernyataan kontradiktif dilontarkan Syahrini dengan menyebut: "kita
harus banggakan bahasa Indonesia.." Lantas kata polosot, vimes, speachmen itu maksudnya apa?
Kesalahan fatal terakhir adalah penyebutan Phantom
of Opera padahal yang benar adalah Phantom of the Opera....
Gaya Vicky Prasetyo dikenal dengan sebutan Vickynisasi maka Syahrini layaknya
disebut Syahrini Go Asianel.....
5.
Mengenal Istilah 'Cabe-cabean' di Ibu Kota Jakarta
Jakarta
- "Siapa tuh?" tanya seorang anak muda kepada temannya.
"Biasa cabe-cabean gue," jawab orang tersebut.
Istilah cabe-cabean nampaknya memang sedang familiar di kalangan ABG Jakarta. Cabe-cabean
menambah kosakata baru anak muda Jakarta, setelah sebelumnya diramaikan dengan
kosakata 'alay', 'jablay' dan masih banyak lagi.
Cabe-cabean merujuk pada artian seorang gadis belia yang umurnya masih berada
di tingkat SMP ataupun SMA. Gadis-gadis dengan perawakan seksi itu identik
dengan keluyuran malam hari, dunia balap liar dan tempat hiburan malam.
Sayangnya, istilah ini tidak merujuk pada sifat positif. Cabe-cabean lebih
berkesan pada makna negatif. Kehidupan seks bebas, mabuk-mabukan, bahkan cewek
bayaran, melekat pada istilah gadis yang dijuluki cabe-cabean.
Para gadis yang dijuluki cabe-cabean ini biasanya selalu mengenakan baju seksi
meskipun cuaca dingin di malam hari. Celana pendek seksi juga seolah menjadi
pakaian wajib, biasanya batang rokok selalu menemani para 'cabe-cabean'
melewati malam hari hingga matahari terbit.
Tentunya fenomena cabe-cabean harus menjadi fokus pemerintah terutama Pemprov
DKI Jakarta. Belum tegasnya peraturan jam belajar bagi para pelajar, membuat
fenomena ini menjadi luas. Jika tidak diseriusi, masalah ini bisa saja membawa
aib bagi bangsa.